Insomnia bukanlah
suatu penyakit. Insomnia adalah suatu keadaan ketika seseorang
mengalami kesulitan tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Rata-rata
setiap orang pernah mengalami insomnia sekali dalam hidupnya. Insomnia tak hanya kondisi sulit tidur, tapi
juga seluruh gangguan tidur, seperti sering terjaga saat tidur, sulit memuai
tidur, hingga tidak bisa mencapai kualitas tidur yang normal.
Penyebab Insomnia
Orang-orang yang memiliki gangguan pola tidur
dapat mengalami irama tidur yang terbalik, yakni mereka tertidur bukan pada
saatnya tidur dan justru bangun pada waktu seharusnya mereka tidur.
kadang-kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.
Apa sajakah yang dapat menyebabkan susah tidur atau insomnia ini? Berikut adalah beberapa hal yang
dapat menjadi penyebab insomnia:
1. Masalah Psikologis
Ditemukan bukti penlitian bahwa insomnia bukan hanya sebagai teman yang muncul
bersamaan dengan kecemasan, depresi, dan stres, melainkan dimungkinkan insomniamerupakan penyebab dari depresi.
Stres tingkat tinggi bisa juga menghambat efek pemulihan hormon pertumbuhan
yang membantu pembuatan sel-sel baru. Stres dapat disebabkan oleh berbagai permasalahan
yang menimbulkan rasa takut, gelisah, rasa tertekan, trauma, dan semacamnya.
2. Jet Lag
Jet Lag atau disorientasi waktu adalah
gangguan sementara akibat menyebrangi zona waktu (terutama terasa apabila
berpergian dari timur ke barat). Hal ini terjadi karena tubuh yang melakukan
perjalanan tidak mampu segera menyesuaikan diri dengan zona waktu yang berbeda. Insomnia sementara, kelelahan, lekas marah, dan
gangguan kemampuan berkonsentrasi akibat jet lag timbul di kala tubuh
berjuang untuk menyesuaikan diri dengan zona waktu yang baru.
3. Begadang dan Alat elektronik
Begadang atau bekerja begadang mengurangi
kemampuan untuk memasukkan hal-hal baru pada otak hampir 40 persen. Hal ini
disebabkan oleh penutupan bagian-bagian otak selama kehilangan waktu tidur.
Sebagian dari kita bekerja dengan laptop, iPad, dan komputer. Hasil penelitian
dari Northwestern University mengungkapkan bahwa benda elektronik yang bersinar
terang dan langsung menyorot pada mata dapat mengganggu kerja otak dan merusak
sistem biologis tubuh. Sebagaimana dikatakan oleh ahli saraf dari Northwestern
University, Phyllis Zee, apabila seseorang sering menyalakan iPad atau notebook
sebelum tidur, cahayanya dapat memicu dan menstimulasi otak untuk membuat kita
terbangun dan menunda keinginan untuk tidur. Hal ini akan mengganggu ritme
sirkadian (semacam jam di dalam otak yang menentukan kapan waktunya tidur dan
kapan waktunya bangun dalam siklus 24 jam).
Alon Avidan, Direktur Pusat Gangguan Tidur
UCLA, menjelaskan bahwa banyak syaraf penerima sinyal atau reseptor di dalam
mata yang bertugas menangkap cahaya. Ketika tiba waktunya tidur, tetapi kita
justru asyik di depan laptop, iPad, atau komputer, saraf tersebut mengirim
pesan ke otak dan mengatakan ini waktunya bangun. Otak kemudian "memerintahkan"
tubuh agar berhenti mengeluarkan hormon melatonin (hormon yang membuat orang
mengantuk dan membantu mengatur jam tidur). Biasanya, otak kita mulai
memerintahkan untuk memproduksi hormon tersebut pada pukul 9 atau 10 malam.
Akan tetapi, ketika ada cahaya yang menyinari mata, produksi hormon itu pun
berkurang.
4. Jam Kerja yang Sering Berubah
Banyak ditemui dalam dunia kerja jika
perusahaan-perusahaan memberlakukan kerja secara shift, yaitu pada satu orang
waktu shift-nya berubah-ubah. Jam kerja yang sering berubah-ubah ini juga dapat
memicu insomnia. Sebab, pola
tidur jadi tak teratur sehingga tubuh mengalami kesulitan menyesuaikan diri
(irama tubuh menjadi kacau).
5. Perubahan Hormon
Wanita dikatakan lebih sering menderita insomnia bila dibandingkan dengan pria. Pada
wanita, selain faktor psikis, seperti stres atau depresi, insomnia juga terkait
dengan pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Itu sebabnya, mereka lebih
sering mengalami gangguan tidur dibandingkan para pria. Ada wanita yang
mengalami insomnia mejelang menstruasi, sebagian lagi
mengeluh sulit tidur saat memasuki usia menopause. Menurut penjelasan Dr. dr.
Nurmiati Amir, Sp.KJ (K) dari RSCM Jakarta, menjelang masa menopause, produksi
estrogen mulai menurun. Hal ini membuat sebagian besar wanita lebih sering
terbangun di malam hari karena rasa jantung berdebar atau timbul keluhan rasa
panas di dada (heartburn).
Ketika seorang wanita sedang mengandung,
terjadi pula perubahan-perubahan hormon yang bisa mengganggu tidur. Rahim yang
membesar dan mendesak kandung kemih membuat wanita hamil sering terbangun pula
di malam hari untuk berkemih. Masalah dengan pasangan, persoalan pekerjaa,
urusan anak, putus cinta, hingga masalah keuangan dapat memicu insomnia.
6. Alkohol, Rokok, dan Kopi
Bagaimana alkohol dapat menyebabkan insomnia?
Studi telah menemukan bahwa alkohol yang dikonsumsi enam jam sebelum waktu
tidur dapat mengganggu parp kedua periode tidur. Ketika tidur, tubuh mulai
memetabolisme alkohol dan hal ini mempengaruhi aktivitas otak. Alkohol bagi
sebagian orang berhasil membuat tidur lebih cepat, namun di saat yang sama,
alkohol membuat tubuh mengalami dehidrasi. Ketika tubuh terbangun untuk mencari
air karena dehidrasi, tubuh tak dapat kembali tidur tahap REM (Rapid Eye
Movement; terjadi setiap 90 menit). Pecandu alkohol aktif mengalami gangguan
tidur yang spesifik, yakni membutuhkan waktu lebih banyak untuk jatuh tertidur,
sering terbangun, kekurangan tidur yang berkualitas, dan bahkan kelelahan di
siang hari.
Nikotin dari rokok bersifat neurostimultan
yang justru membangkitkan semangat. Rokok meningkatkan tekanan darah,
mempercepat denyut jantung, dan meningkatkan aktivitas otak, membuat orang yang
mengisapnya justru tak bisa relaks, mendorong pelakunya tak bisa tidur.
Kafein di dalam kopi membuat jantung dan otak
kita menjadi siaga. Akibatnya, kafein menghalangi tubuh untuk melepaskan sebuah
kimia alami tubuh yang dikenal sebagai adenosin. Adenosin ini merupakan obat
penenang.
7. Pemakaian Obat-Obatan
Banyak obat-obatan yang membuat kita terjaga
dan waspada. Obat-obatan tersebut menyebabkan insomnia ketika dikonsumsi mendekati waktu
tidur atau ketika dosisnya ditingkatkan. Salah satu contoh kecil adalah
penghentian obat pendorong tidur yang digunakan dalam jangka panjang dapat
menimbulkan insomnia yang parah.
Beberapa obat yang dapat menyebabkan insomnia antara lain termasuk kontrasepsi oral,
antidepresan, pengobatan untuk menurunkan tekanan darah, lipid dan obat penurun
kolesterol, penekan selera makan, kafein, niasin, antibiotik quinolone.
8.Penyakit Tertentu
Gangguan yang disertai rasa sakit konstan,
seperti radang sendi, fibromyalgia, dan peradangan otak dapat menyebabkan insomnia.
Demikian pula dengan masalah medis yang menimbulkan gatal-gatal dapat
mengganggu tidur. Orang-orang dengan alzheimer sering kesulitan tidur. Banyak
dari penderita alzheimer terkena "sindrom matahari terbenam", yaitu
kondisi ketika mereka menjadi bingung dan gelisah di waktu sekitar matahari
terbenam, yang berlanjut di malam hari, dan mengganggu waktu tidur.
Gejala-gejala parkinson membuat pasien
terbangun berulang-ulang di malam hari, dan beberapa obat parkinson menimbulkan
gangguan dalam tidur. Banyak pasien dengan perawatan dialisis untuk mengatasi
penyakit ginjal tahap akhir mengalami insomnia.
9. Keturunan
Masalah sulit untuk dikatakan apabila faktor
keturunan benar-benar menjadi salah satu penyebab insomnia.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, sepertiga dari seluruh kasus
penderita insomnia memiliki satu orangtua yang
menderita insomnia. Selain itu,
banyak anak kembar yang menderita insomnia. Ini mungkin
sebuah jembatan penghubung, tetapi belum dapat secara akurat dipastikan
kejelasannya.
10. Sebab-Sebab Lainnya
Hal-hal lain yang dapat menimbulkan insomnia
adalah suara atau bunyi, suhu udara, dan ketinggian suatu daerah. Biasanya,
orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga tidak mengganggu
tidurnya. Bukan seberapa sering timbulnya suara, melainkan kepada makna suara
atau bunyi tersebut.
Kebanyakan oran tidur dengan suhu udara yang
dapat membuat dirinya merasa nyaman. Pada saat seseorang merasa tak nyaman
dengan suhu di sekitarnya, sudah pasti ia tak dapat tidur dengan nyenyak. Insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai
pada mountain sickness, terjadi pada para pendaki gunung yang berada lebih dari
3.500 meter diatas permukaan laut. Hipoksia hipobarik (kondisi sindrom
kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan
ketinggian) dapat mempengaruhi Sleep Promoting System secara langsung. Demikian
juga napas yang lebih cepat menambah rangsangan terhadap Arousal Promoting
System. Kasus hipoksia hipobarik juga dikenal di dunia penerbangan. Oleh
karenanya, dalam proses adaptasi pekerjaan sebagai penerbang dan penerjun,
biasanya dilakukan pelatihan pembiasaan paparan hipoksia hipobarik yang
dinamakan hypobaric chamber training.
Lebih lanjut, menurut dr. W.M. Roan,
psikiater dari RS Ongkomulyo, Jakarta, seseorang yang mengeluh sulit tidur pada
fase awal malam hari, dapat dikaitkan dengan gangguan cemas hebat. Apabila
insomnianya terjadi di tengah malam, artinya waktu masuk tidurnya (pukul
21.00-22.00) mudah, tapi tengah malam (pukul 24.00-02.00) terbangun dan tidak
bisa tidur lagi, gangguan insomnia itu dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa
atau saraf yang lumayan berat. Sedangkan apabila terbangun di pagi buta (pukul
03.00-04.00), kemudian sulit untuk tidur kembali atau merasa tak pernah
mendapat tidur yang cukup, biasanya berkaitan dengan gangguan depresi berat.
======================================================================================================================================
Dibawah ini adalah gejala-gejala dari insomnia:
1.
Sukar untuk memulai tidur dan lama tidak bisa
memejamkan mata.
2.
Mudah tertidur tetapi bangun terlalu pagi dan tidak
bisa tidur kembali.
3.
Sering terbangun di tengah malam sehingga sering
mengantuk di siang hari.
Penyebab-penyebab yang paling umum yang sering
terjadi:
1.
Stres di rumah atau tempat kerja
2.
Perubahan pola hidup, pindah rumah misalnya.
3.
Lingkungan yang ramai sehingga tidak nyaman untuk
tidur
4.
Penyakit yang menyebabkan nyeri, sesak nafas atau
sering buang air kecil
5.
Pertambahan usia
6.
Cemas dan depresi
7.
tegang
cara mengatasinya dan hal-hal yang perlu dilakukan:
1.
Usahakan untuk tidur pada jam yang sama setiap malam
2.
Pastikan tempat tidur nyaman dan suhu ruang sesuai
kehendak
3.
Jangan memikirkan masalah kehidupan sehari-hari,
sisihkan masalah anda.
4.
Olahraga ringan pada sore hari bisa membantu, tetapi
jangan melakukanya saat sebelum tidur.
5.
Hindari minum kopi, alkohol, atau merokok sebelum
tidur.
6.
Hindari kebiasaan tidur siang
7.
Jika masih tidak bisa tidur, jangan hanya berbaring
dan mencemaskanya. Bangun untuk membaca buku, mendengarkan musik lembut, minum
susu hangat, dan kemudian coba tidur kembali.
8.
Jika berlangsung setiap malam dan mengganggu aktifitas
sehari-hari, hubungi dokter.
9.
jangan terlalu larut dalam masalah
10.
coba untuk merefresh otak anda agar supaya terhindar
dari fikiran-fikiran yang membebani hidup anda dan membuat anda sulit untuk
tidur.
0 komentar:
Posting Komentar