Pentingnya Menghargai Waktu - Pentingnya waktu pastilah disadari oleh semua orang, tapi pentingnya memanfaatkan waktu seefektif mungkin belum tentu benar-benar dihayati. Kita semua diberi jatah waktu yang sama dalam sehari yaitu 24jam. Namun cara orang untuk menghabiskan waktu pastilah berbeda.
Secara tidak disadari setiap manusia cenderung untuk lebih sering merasa masih punya banyak waktu. Lantas dengan mudahnya meyakini begitu banyaknya kesempatan berbuat kebaikan di hari esok sehingga mencukupkan hari ini dengan bersenang-senang belaka.
Ada seorang wanita ibu rumah tangga yang merasa kaget dan tidak percaya bahwa dia divonis kanker rahim stadium lanjut. Dokter pun memfonis usianya tidak lama lagi, tinggal 2 bulan lagi. Ya, kala itu ia benar-benar merasa shock!!! Namun ia tak lama dkuasai oleh shock-nya. Hanya semalam ia terlihat gundah dan keesokan harinya ia bangkit kembali. “kalau memang Allah menakdirkan umurku tinggal 2 bulan lagi, maka aku harus mengisinya dengan amal-amal yang berpahala jangka panjang.” Pikiran itu yang kembali menggerakan dan menyemangati hidupnya untuk bangkit kembali.
Ia pun bertekad untuk mengisi waktunya dengan menyebarkan pengetahuan yang ia miliki, menebarkan seluas luasnya cinta kepada kedua anaknya dan keluarga nya dan selalu berbuat kebaikan pada semua orang. Kini ia masih hidup setelah ia divonis delapan tahun yang lalu. Namun ia masih terus memanfaatkan waktunya dengan perhitungan.
Mungkin itu kelebihannya, dia bisa menghayati bahwa hari ini adalah hari terahirnya lewat vonis sakitnya dulu. Lalu apakah kita harus menderita sakit parah terlebih dahulu agar dapat menghayati bahwa betapa berharganya waktu saat ini? Betapa bernilainya hari ini?
Masalah kita saat ini adalah seberapa besar penghargaan kita terhadap waktu yang ada dan seberapa besar penghayatan kita pada waktu yang kita miliki tinggal sedikit. Semoga kita dapat mengambil setiap pelajaran untuk bisa mengefektifkan waktu, agar kita terus produktif menghasilkan karya dan produktif menghasilkan pahala.
bersama +Natalia Yunidar dan +Anjar Dhirya Puspitaa
0 komentar:
Posting Komentar